Bagian ini membicarakan delik seksual,
termasuk juga "suka sama suka bukan pembelaan"

Kok suka sama suka? Seperti kurang formal.
Wah, ini sudah diakui kalangan hukum Indonesia, misalnya termaktub dalam putusan badan hukum tertinggi ini:

https://putusan3.mahkamahagung.go.id/search.html/?q="Melarik...
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 159 K/Pid/2017 ... dari Terdakwa melainkan kejadian tersebut atas dasar kesepakatan dan suka sama suka antara saksi korban...

Oke, ada alasan lain?
Untuk urusan ranjang, frasa inilah yang paling mudah dimengerti orang-orang. Frasa ini, dalam pandangan saya yang sangat subjektif, mungkin 90% berkaitan dengan urusan tersebut. 10% sisanya yang lain-lain, terutama utang-piutang.

Oke, ada rujukan penguatnya?
https://m.kaskus.co.id/show_post/5dba7c7e9a972e1a8674433c/2/...
Jelas hakim beropini kalau suka sama suka bukan pembelaan. Tetapi, ya saya juga tidak melihat kasus lain di mana orang di atas 18 tahun dipenjara karena mencabuli remaja berusia 17 tahun.

Oke, kenapa suka sama suka tidak dapat menjadi pembenaran?
Bacaan yang bagus untuk itu ada di sini:

https://www.justia.com/criminal/defenses/consent/
Under our current legal system, consent will be considered inapplicable if:

- The consent is given by a person who does not have authorization to provide consent. Thus, an individual cannot consent to the taking of his neighbor’s property because he does not have authorization to dictate what happens to the property.
- The consent is given by a person who is held unable to consent by virtue of being underage, having a mental disorder, or being intoxicated and therefore unable to make a reasonable judgment about the conduct.
- The law does not allow the victim to consent, such as in the case of statutory rape.
- The consent was not voluntarily given, but was obtained by force or duress.