This site uses cookies.
Some of these cookies are essential to the operation of the site,
while others help to improve your experience by providing insights into how the site is being used.
For more information, please see the ProZ.com privacy policy.
This person has a SecurePRO™ card. Because this person is not a ProZ.com Plus subscriber, to view his or her SecurePRO™ card you must be a ProZ.com Business member or Plus subscriber.
Affiliations
This person is not affiliated with any business or Blue Board record at ProZ.com.
English to Indonesian: Synopsis of film entitled Ransom General field: Other Detailed field: Cinema, Film, TV, Drama
Source text - English TOM MULLEN is a rich businessman who made his fortune creating a successful airline company from scratch. While he and his family are in Central Park, his son, SEAN, is kidnapped. Tom and his wife KATE’s worst nightmares are confirmed when a kidnapper contacts them and demands a $2 million ransom. The Mullens call the FBI for help.
After being kidnapped, Sean is held in a basement. There are not one but five kidnappers, all working together—led by violent police detective JIMMY SHAKER, who resents rich men like Tom who can buy their way out of trouble and are oblivious to the hardships of those around them. Shaker tells his conspirators that Sean will be killed once the ransom is given. Shaker anonymously calls Tom and arranges a dropoff. Tom follows all directions and hands the $2 million to one of Shaker’s henchmen. When Tom demands his son in return, the henchman is confused. The henchman flees, but police swarm the area. Gunshots are traded, and the henchman is killed.
News of the shooting/ransom appears all over the NYC media, adding to Tom’s problems. Shaker sets up another drop, but Tom surprises everyone by appearing on live TV and saying he will pay no ransom. Instead, he offers the $2 million as a bounty on the kidnapper’s head. He says if Sean is released, he will press no charges. The bold move is met by disapproval by the media, the FBI, and most especially Kate, who screams at her husband to take back the bounty and pay the ransom. Tom explains that he would pay any amount of money if he really thought Sean would truly be returned, but he believes the kidnappers have no intention of giving Sean back; therefore, a bounty is his best option. Kate is unconvinced.
More Shaker phone calls come, and threats are exchanged. Despite the pleading of Kate and the FBI, Tom publicly ups the bounty to $4 million. Shaker calls and fires a gunshot, making the Mullens believe Sean is dead. Tom collapses from despair. Meanwhile, Shaker’s cohorts all want to abandon the plan, kill the boy, and leave town. Realizing his plan has unraveled, Shaker kills his remaining co-conspirators, under the guise that he came upon an apartment where the tenants opened fire. Sean is found and rescued, and Shaker is hailed as a hero cop by the media.
Soon after, Shaker arrives at Tom’s apartment to collect his $4 million reward. As Tom is writing the check, he notices his son in the next room urinate in fear (as the boy recognizes Shaker’s voice). Shaker knows the jig is up and threatens to kill everyone in the house, but Tom convinces him to go to the bank so the money can be wired. En route, Tom tips off police to the situation. Cops converge on Tom and Shaker outside the bank. Shaker panics and opens fire. A running shootout ensues, and Shaker is killed when both Tom and the police return fire on Shaker at the same time.
Source: www.writersdigest.com
Translation - Indonesian Tom Mullen adalah seorang pengusaha kaya yang memperoleh kekayaannya dari perusahaan penerbangan miliknya yang sukses sejak awalnya. Ketika dia dan keluarganya sedang berada di Central Park, anaknya, Sean, diculik. Apa yang Tom dan istrinya, Kate, bayangkan tentang hal terburuk terjadi ketika seorang penculik menghubungi mereka dan meminta tebusan sebesar 2 juta dolar. Kemudian keluarga Mullen menelepon FBI untuk meminta bantuan.
Setelah diculik, Sean ditempatkan di ruang bawah tanah. Penculiknya bukan hanya satu, tetapi ada lima,
mereka bekerjasama di bawah pimpinan detektif polisi bagian kekerasan, Jimmy Shaker, yang membenci orang-orang kaya seperti Tom yang bisa membeli jalan keluar dari kesulitan dan tidak peduli pada kesulitan-kesulitan orang disekitarnya. Shaker memerintahkan komplotannya untuk membunuh Sean setelah uang tebusan diberikan. Shaker menelepon Tom dengan penyamaran dan mengatur cara penyerahan uang tebusan. Tom menuruti semua arahan Shaker itu dan menyerahkan uang 2 juta dolarnya ke salah satu anak buah Shaker. Ketika Tom meminta anaknya sebagai penukar uangnya, anak buah Shaker tersebut bingung. Dia malah melarikan diri, tetapi polisi telah mengepung daerah itu. Baku tembak mulai terjadi, dan anak buah Shaker tersebut terbunuh.
Berita mengenai penembakan/ uang tebusan tersebut muncul di seluruh media Kota New York yang membuat masalah Tom bertambah. Shaker mengatur penyerahan uang dengan cara yang lain, tetapi Tom mengejutkan banyak orang dengan muncul di televisi secara live (langsung) dan mengatakan bahwa dia tidak akan memberikan uang tebusan. Sebaliknya, dia menawarkan uang 2 juta dolarnya sebagai sayembara atas kepala si penculik. Dia mengatakan jika Sean dilepaskanpun, dia tetap tidak akan memberikan imbalan apapun. Langkah berani tersebut ditentang oleh media, FBI dan terutama Kate dan dengan keras berkata pada suaminya agar menarik kembali sayembara tersebut dan membayar uang tebusan. Tom mengatakan bahwa dia akan membayar berapapun jika dia benar-benar yakin bahwa Sean akan dikembalikan, namun dia yakin bahwa para penculik tidak punya niat untuk menyerahkan Sean kembali. Oleh karena itu sayembara adalah pilihan terbaiknya. Namun Kate tetap cemas.
Panggilan telepon dari Shaker semakin sering masuk, dan ancamanpun meningkat. Meskipun Kate dan FBI terus membujuk, justru Tom mengumumkan bahwa hadiah sayembara naik menjadi 4 juta dolar. Shaker menelepon dan memperdengarkan letusan senjata, membuat keluarga Mullen percaya bahwa Sean telah mati. Tom sangat putus asa. Sementara itu, para anak buah Shaker ingin membatalkan semua rencana, membunuh anak itu dan meninggalkan kota. Menyadari rencananya telah terbongkar, Shaker membunuh semua anggota komplotan yang ada, dengan berpura-pura seakan dia menemukan apartemen dimana penyewanya melepaskan tembakan. Sean diketemukan dan diselamatkan, dan Shaker dipuji sebagai pahlawan polisi oleh media.
Segera setelah itu, Shaker tiba di apartemen Tom untuk mengambil hadiah 4 juta dolarnya. Ketika Tom menulis cek, dia memperhatikan anaknya di ruang sebelah sedang kencing dengan ketakutan (karena anak itu mengenali suara Shaker). Shaker tahu bahwa tidak ada harapan lagi dan mengancam akan membunuh semua orang yang ada di dalam rumah Tom, tetapi Tom meyakinkannya untuk pergi ke bank sehingga uang dapat ditransfer. Dalam perjalanan ke bank, Tom secara diam-diam memberitahu polisi tenrang situasi itu. Polisi mengepung Tom dan Shaker di luar bank. Shaker panik dan mulai menembak. Baku tembak terjadi kemudian, Shaker terbunuh ketika Tom dan polisi membalas tembakan Shaker pada saat yang bersamaan.
Sumber : www.writersdigest.com
More
Less
Translation education
Bachelor's degree - Indonesia Open University
Experience
Years of experience: 11. Registered at ProZ.com: Dec 2015.
I am a native Javanese, was born in September 5, 1975. I live among traditional Javanese people using Javanese language as a daily conversation toll and also grew up in Christian Javanese Church using Javanese language as a means of hoding worship. So for me, javanese is my blood.
My education academical experiences, that are:
1. I was graduated from a 3-years Diploma program (1994-1997) from the Catholic Acadamedy of Foreign Language of St. Pignatelli.
2. I was graduated from a bachelor program (2012-2015) from the Open University of Indonesia
My experiences concerning Javanenese language are:
1. I live among traditional Javanese people
2. I experienced in holding broadcasting program using javanese language in television and radio as well